Minggu, 07 Oktober 2012

TIPS BETERNAK AYAM KAMPUNG


Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2. Pakan
Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.
Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :
7 gram/per hari sampai umur 1 minggu
19 gram/per hari sampai umur 2 minggu
34 gram/per hari sampai umur 3 minggu
47 gram/per hari sampai umur 4 minggu
58 gram/per hari sampai umur 5 minggu
66 gram/per hari sampai umur 6 minggu
72 gram/per hari sampai umur 7 minggu
74 gram/per hari sampai umur 8 minggu
Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3. Perkandangan
Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.
Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.
Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.
Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.
Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.
4. Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :
Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan
Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat
Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat
Model pemeliharaan ternak ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya
Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
justify;"> Melakukan vaksinasi secara teratur
Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
Manajemen pemeliharaan yang baik
Kontrol terhadap binatang lain
Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :
a. Tetelo (ND)
Penyebab : paramyxivirus
Gejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.
Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.
Pengobatan : belum ada
b. Gumboro (gumboro disease)
Penyebab : virus
Gejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.
Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandang
Pengobatan : belum ada
c. Penyakit cacing ayam (worm disease)
Penyebab : Cacing
Gejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.
Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.
Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya
d. Berak kapur (Pullorum)
Penyebab : Bakteri Salmonella pullorum
Gejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anus
Pencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandang
Pengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn atau lainnya
e. Berak darah (Coccidiosis)
Penyebab : protozoa Eimeria sp.
Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.
Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaran
Pengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya
6. Pasca Panen dan Pemasaran
Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 – Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.
7. Pengelolaan Produksi
Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan peluang bisnis perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.
Sumber : id.wikipedia.org/sentralternak.com

pemeliharaan secara intensif terhadap ayam kampung


Sabtu, 06 Oktober 2012

AYAM JAWA SUPER(JOPER) membuka peluang usaha baru



Ayam kampung super membuka peluang usaha baru yang sangat sangat menjanjikan karena permintaan daging ayam kampung meningkat dengan signifikan. Kenyataannya budidaya ternak ayam kampung menemui kendala utama yaitu pertumbuhan yang cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan ayam ras pedaging yang mampu panen dalam waktu 40 hari. Dengan adanya teknologi baru, kini hadir ayam kampung super atau ayam jawa super. Ternak ayam kampung super secara nyata lebih menjanjikan karena dalam masa pemeliharaan panen membutuhkan waktu 50 – 60 hari saja. Masa panen yang cepat pada ternak ayam kampung memberikan keuntungan yang cukup menggiurkan diantaranya tingkat kematian yang relatif rendah, penghematan biaya pemeliharaan dan pakan. Ayam kampung super merupakan hasil persilangan terbaru yang melibatkan teknologi pemuliabiakan ternak sehingga diperoleh pertumbuhan yang cepat dan memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung. Nilai harga jual ayam kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, harga berkisar antara Rp 19.000 – Rp 23.000 menurut riset pasar selama tahun 2010-2011. Penentu harga ayam kampung tetap mengikuti kaidah hukum ekonomi yaitu keadaan pasar, penawaran dan permintaan. Cara pemeliharaan ayam kampung relatif mudah dan simpel, kandang yang dibutuhkan tidaklah harus dibuat dengan biaya tinggi. Cocok untuk usaha sampingan bagi yang memiliki pekerjaan utama, pemberian pakan pagi dan sore disesuaikan sesuai kebutuhan. Vitamin, obat- obatan, dan vaksinasi juga perlu untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan mencegah penyakit. Perkandangan Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat. Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4 – 8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45 – 55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam. Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter (alas) yang terdiri
dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes. Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler. Analisis Usaha Ternak
Ayam Kampung Super Berikut analisis bisnis ternak ayam kampung super per 100 ekor. Rekomendasi pemeliharaan minimal 200-300 ekor karena tenaga yang digunakan untuk memelihara 100 dan 300 ekor tidak jauh berbeda, jadi alangkah lebih baik langsung 300 ekor agar untung juga bisa lebih terasa. A. Pengeluaran No Keterangan Harga Satuan Jumlah Unit Jumlah 1 Pembelian bibit ayam
kampung super
Rp 4.200
300 ekor
Rp 1.260.000 2 Pakan 0 – 60 hari
Rp 255.000
11 zak
Rp 2.805.000 3 Vitamin dan vaksinasi
Rp 100.000
Rp 150.000 Jumlah Rp 4.215.000 B. Pemasukan Angka kematian standar berkisar antara 5-10%, ambil saja 20 ekor mengalami kematian, maka pada saat panen jumlahnya 280 ekor dengan berat rata-rata 0,8 – 1 kg. Harga ayam terendah adalah Rp 18.000/kg (biasanya karena dampak permintaan turun, tahun 2011 terjadi di bulan Januari – Maret). Fluktuasi harga antara Rp 18.000 s.d Rp 23.000 per kilogram (kg).No Keterangan Harga Jumlah Kiloan Jumlah 1 Penjualan Ayam
Rp 21.000/kg
0.95kg x 280 = 266 kg
Rp 5.558.000 Jumlah
Rp 5.558.000 Keuntungan Pemasukan – Pengeluaran Rp 5.558.000 – Rp.4.215.000 Rp 1.371.000 Data yang kami berikan berdasarkan harga pasar terbaru dan ter-update bulan ini (Januari 2012) di kota Jember, di tempat lain disesuaikan. Kenaikan harga pakan yang cukup drastis akibat gagalnya panen jagung di sentra penghasil jagung dunia antara lain Brazil dan India sebagai dampak buruknya cuaca selama tahun 2011, mendorong kami untuk menyarankan penggunaan pakan campuran sendiri (self mixing) sehingga harga pakan bisa ditekan sampai dengan 20% per zaknya (50kg). Pakan campuran sendiri isi dibuat hampir sama dengan buatan pabrik namun bahan baku (raw material) kita usahakan sendiri. Penggunaan pakan ini disarankan pada fase finisher (akhir) sampai panen tiba karena pada fase ini jumlah pakan yang dihabiskan cukup banyak dalam pemeliharaan ayam kampung super. Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12%
dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg. Jumlah pakan yang diberikan
untuk perekor ayam
kampung super sesuai
tingkatan umur adalah
sebagai berikut : 7 gram/per hari sampai
umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai
umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai
umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai
umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai
umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai
umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai
umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai
umur 8 minggu Sedangkan air diberikan
secara takterbatas dan pada tahap-
tahap awal pemeliharaan
perlu dicampur dengan vitamin + antibiotika . 

Selasa, 02 Oktober 2012

Manajemen Persiapan Kandang


Masa persiapan kandang mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan pemeliharaan ayam. Kegagalan pada masa pemeliharaan ini akan mengakibatkan peningkatan ancaman serangan bibit penyakit. Saat kondisi kandang yang kotor, konsentrasi atau tantangan bibit penyakit dalam kandang meningkat. Kondisi ini akan memperlebar peluang ayam terinfeksi atau terserang penyakit. Dan kebalikannya, saat kondisi kandang bersih dan telah didesinfeksi maka konsentrasi bibit penyakit akan menurun sehingga tantangan bibit penyakit berkurang dan ayam aman dari infeksi atau serangan penyakit.

Setelah Ayam Meninggalkan Kandang
Saat ayam diafkir atau dipanen, di dalam kandang akan tertinggal sisa-sisa pemeliharaan ayam, baik kotoran, debu maupun bulu. Tak tertinggal juga, sejumlah besar bibit penyakit yang pada periode sebelumnya telah menyertai keberadaan ayam.

Kondisi kandang setelah ayam diafkir atau dipanen relatif kotor dan banyak terkontaminasi oleh bibit penyakit
Ayam seluruhnya telah meninggalkan kandang, begitu juga seharusnya sisa-sisa pemeliharaan ayam tersebut. Oleh karena itu kita perlu melakukan beberapa manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang agar kandang sebisa mungkin kembali pada kondisi semula, baik dari struktur (kondisi fisik) maupun fungsinya.
Kotoran ayam menumpuk di setiap sudut kandang, bulu-bulu ayam juga merata di seluruh bagian kandang. Tak ketinggalan juga debu banyak berterbangan di dalam dan sekitar kandang. Kondisi ini tentu menjadi media yang baik sebagai tempat persembunyian dan perkembangan bibit penyakit.
Perlu menjadi pemahaman kita bersama, saat kondisi kandang dan lingkungannya kotor, bibit penyakit akan bertahan lebih lama. Terlebih lagi ada bahan organik, seperti feses yang bisa menjadi media bibit penyakit untuk tetap hidup.
Bibit penyakit memiliki kemampuan bertahan dalam jangka waktu yang bermacam-macam. Hal ini perlu kita perhatikan agar saat proses pembersihan dan pendesinfeksian kandang kita lakukan dengan sepenuhnya.

Perlakuan Kandang Kotor
Fokus keberhasilan manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang ini ialah jumlah bibit penyakit yang berada di dalam kandang dapat dikurangi atau diminimalkan. Kenapa bukan dihilangkan (sterilisasi)? Sterilisasi bukan istilah yang tepat digunakan untuk aktivitas tersebut, mengingat kondisi kandang yang tidak bisa terkendali secara penuh, misalnya saja aliran udara yang tidak bisa dikendalikan akan mengakibatkan bibit penyakit selalu ada di dalam kandang. Oleh karena itu, istilah yang digunakan dalam manajemen pembersihan kandang ialah sanitasi dan desinfeksi.

Tahapan penanganan kandang kotor antara lain :
•Keluarkan dan bersihkan sisa kotoran (feses dan sisa litter)
Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sisa litter, bulu maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang dengan cara disapu. Setelah itu, lakukan penyemprotan air bertekanan dengan memakai jetspray. Pastikan semua bagian kandang tersemprot oleh jetspray.
Gunakan jetspray untuk membersihkan sisa kotoran ayam di sela-sela dinding atau lantai
Penggunaan jetspray ini akan memudahkan kita untuk menghilangkan sisa feses yang berada di sela-sela dinding atau lantai secara optimal. Selain itu, pemakaian jetspray ini akan mempercepat proses pembersihan kandang dengan hasil yang lebih optimal.
Seringkali yang menjadi permasalahan ialah masih adanya sisa feses yang berada di bagian ini. Jika tidak dihilangkan maka bisa dipastikan siklus bibit penyakit akan selalu berlangsung dan bibit penyakit selalu berada di dalam kandang. Adanya sisa feses ini menjadi tempat persembunyian bibit penyakit dan daya kerja desinfektan membasmi bibit penyakit yang berada di sisa feses ini menjadi tidak optimal.
Sisa feses yang berada di sela-sela lantai kandang akan menyebabkan bibit penyakit selalu berada di dalam kandang
Membersihkan lantai dengan cara menggosok menggunakan sabun juga perlu dilakukan. Feses ayam memiliki lapisan lemak atau minyak sehingga saat menempel di lantai kandang sulit dihilangkan jika hanya menggunakan air. Oleh karena itu diperlukan pemakaian sabun yang mampu melarutkan minyak tersebut. Pembersihan dengan sabun ini juga sekaligus sebagai cara untuk menghilangkan kotoran yang masih tersisa dari penyemprotan dengan menggunakan jetspray.
Proses pembersihan dengan sabun akan memastikan lapisan lemak atau minyak dari feses ayam hilang
Setelah penyabunan, kandang hendaknya disemprot dengan air lagi kemudian dikeringkan. Sabun yang masih tersisa dapat menurunkan potensi beberapa jenis desinfektan, terutama yang mengandung zat aktif dari
golongan ammonium quartener (Medisep atau Mediklin).

•Penyemprotan desinfektan
Penyemprotan desinfektan (desinfeksi, red) bertujuan membasmi bibit penyakit yang masih tersisa di dalam kandang, baik di lantai maupun udara kandang. Penyemprotan desinfektan yang pertama sebaiknya dilakukan dengan optimal, dimana seluruh bagian kandang harus basah atau terkena cairan desinfektan. Perlu diketahui, desinfektan hanya akan bekerja jika kontak dengan bibit penyakit. Oleh karena itu, penyemprotan desinfektan yang pertama kali sebaiknya menggunakan jetspray. Dengan demikian cairan desinfektan dapat masuk ke pori-pori dinding atau lantai kandang.
Desinfektan yang bisa digunakan antara lain Formades, Sporades, Mediklin, Medisep, Antisep atau Neo Antisep. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan desinfektan :

•Jenis bibit penyakit
Tidak semua bibit penyakit dapat dibasmi oleh desinfektan, oleh karenanya pemilihan desin-fektan harus dilakukan secara te-pat. Contohnya ialah virus yang tidak memiliki amplop (non enve-loped), seperti virus Gumboro, Egg drop syndrome (EDS) dan reovirus tidak dapat dibasmi oleh desinfektan dari golongan ammo-nium chloride (quats) seperti Medisep atau Mediklin. Hal ini di-karenakan mekanisme kerja dari desinfektan golongan quats ialah merusak dinding sel sehingga mengurangi permeabilitas dinding sel dan akhirnya bibit penyakit mati. Virus yang tidak memiliki amplop tidak memiliki dinding sel sehingga desinfektan golongan quats tidak bisa membasminya.
1. Materi organik
Materi organik, seperti sisa feses dan lendir juga dapat menurunkan kerja desinfektan. Materi organik ini akan menghalangi kontak antar desinfektan dan bibit penyakit. Akibatnya daya kerja desinfektan cenderung menurun, terlebih lagi desinfektan dari golongan klorin, iodine (Antisep, Neo Antisep) dan quats (Medisep, Mediklin). Disinilah pentingnya melakukan pembersihan kandang dengan menghilangkan semua bahan organik yang ada.
2. pH
Potent of hydrogen atau tingkat keasaman air yang digunakan untuk melarutkan desinfektan juga berpengaruh terhadap daya kerja desinfektan. Desinfektan golongan iodine dan kaporit akan bekerja optimal di suasana asam-netral (pH 4-7) dan golongan quats dan glutaraldehyde akan berfungsi optimal saat dilarutkan dalam air dengan pH basa - netral. Melihat karakteristik itu, maka alangkah baiknya jika kita menggunakan air dengan pH netral untuk melarutkan desinfektan sehingga semua jenis desinfektan dapat bekerja dengan optimal.
3. Tingkat kesadahan
Tingkat kesadahan ditentukan dari kandungan ion Ca2+, Mg2+ atau Fe3+ dalam air tersebut. Semakin tinggi kandungan ion-ion itu, semakin tinggi juga tingkat kesadahan air. Sama halnya pada obat, pelarutan desinfektan dalam air dengan tingkat kesadahan yang tinggi akan mengakibatkan penurunan potensi desinfektan, utamanya desinfektan dari golongan quats dan iodine. Saat dilarutkan dalam air sadah, desinfektan itu akan diikat oleh ion-ion tersebut, akibatnya daya kerjanya menurun.
Indikasi yang menunjukkan air memiliki tingkat kesadahan yang tinggi ialah saat dilarutkan sabun atau detergen dalam air itu tidak akan terbentuk busa. Guna memastikan tingkat kesadahan air sebaiknya dilakukan pengujian di laboratorium dan Medion memiliki fasilitas ini.
Penyemprotan desinfektan hendaknya dilakukan di seluruh bagian kandang, baik lantai, dinding, atap maupun udara dalam kandang. Perlu dipastikan semua bagian kandang terkena dan basah oleh cairan desinfektan agar bibit penyakit yang mencemari kandang berkurang.
Hasil trial penyemprotan Formades dan Sporades pada dinding dan udara dalam kandang yang dilakukan dengan teknik swap
Penanganan kandang kotor tidak hanya dilakukan pada kandangnya saja, tetapi juga peralatan dan lingkungan kandang. Peralatan kandang seperti tempat ransum, tempat minum, tirai, brooder (Indukan Gas Medion [IGM]), chick guard dalam peralatan yang lainnya hendaknya dibersihkan, didesinfeksi dan diperiksa keoptimalan kerja dan fungsinya.

Tempat makan dan tempat minum harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan kembali
Tempat makan dan minum dicuci sampai bersih kemudian didesinfeksi dengan cara direndam dalam larutan desinfektan selama 30 menit. Desinfektan yang biasanya digunakan ialah Medisep (15 ml tiap 10 liter air). Setelah itu, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Kami menyarankan untuk pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di bawah sinar matahari langsung karena bisa mempercepat kerusakan peralatan itu.
Kondisi atau kelayakan peralatan juga perlu diperiksa. Pastikan semua peralatan dapat berfungsi secara optimal. Pastikan IGM dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan panas bagi DOC, jangan sampai saat akan digunakan IGM mengalami masalah. Kondisi ini akan menyebabkan ayam stres sehingga pertumbuhannya terhambat.
Biofilm menjadi tempat persembunyian bibit penyakit yang aman dan bisa menghambat kerja desinfektan membasmi bibit penyakit
Demikian juga dengan tempat minum, ganti piringan tempat minum yang sudah pecah agar air minum tidak membasahi lantai kandang sehingga memicu peningkatan kadar amonia. Pada pemakaian Tempat Minum Ayam Otomatis (TMAO) atau ND-360 (nipple drinker) lakukan pembersihan saluran air atau paralon dengan cara flushing. Flushing bisa diartikan sebagai teknik pembersihan dengan menyemprotkan air bertekanan. Namun, jika lapisan biofilm (sisa obat, vitamin dan vaksin yang menempel pada dinding paralon) telah terbentuk lama dan menjadi kerak maka perlu penambahan zat kimia tertentu untuk menghilangkannya. Zat kimia ini antara lain hidrogen peroksida (H2O2) (10%), ozon (1-2 mg/l) atau asam sitrat (10 ml/l). Flushing hendaknya dilakukan secara rutin setelah pemberian vitamin, obat atau vaksin melalui air minum. Namun jika tidak memungkinkan maka minimal dilakukan saat proses persiapan kandang.
Selain saluran air, pembersihan dan desinfeksi juga dilakukan pada tempat penampungan air minum, baik torn di masing-masing kandang maupun water ground. Perlu kita perhatikan, saat desinfeksi tempat dan penampungan air minum hendaknya dipilih desinfektan yang aman bagi ayam, seperti Medisep, Neo Antisep atau Antisep.
Rumput yang berada di sekitar kandang perlu dirapikan agar tidak menjadi sarang nyamuk maupun insekta lainnya
Selokan yang bersih dan aliran lancar akan meminimalkan sarang atau tempat berkembang biak nyamuk
Kondisi lingkungan kandang juga perlu diperhatikan. Rumput atau semak-semak yang tumbuh di sekitar kandang harus dikontrol jangan sampai tumbuh secara liar karena bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk, lalat maupun insekta lainnya. Rumput hendaknya dipotong atau dirapikan. Selokan dibersihkan sehingga aliran airnya lancar. Genangan air diselokan akan menjadi media yang cocok untuk perkembangan nyamuk yang menjadi agen atau vektor penularan penyakit malaria like atau malaria unggas.

Perbaikan Kandang
Kondisi kandang juga perlu mendapatkan perhatian saat masa persiapan kandang. Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan kandang yang baik tentu harus nyaman.
Kondisi atap, dinding maupun lantai harus dikontrol. Saat ditemukan kerusakan pada salah satu bagian kandang tersebut perlu segera dilakukan perbaikan.
Atap yang bocor dan lantai yang rusak berlubang hendaknya diperbaiki saat masa persiapan kandang
Kondisi tanah di bawah kandang yang berperan menyerap air dari feses juga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti penambahan kapur. Selain membunuh bibit penyakit, penambahan kapur ini juga dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air.

Kandang Diistirahatkan
Setelah kandang dibersihkan dan didesinfeksi seluruhnya, tiba saatnya kandang diistirahatkan untuk beberapa waktu. Secara umum, masa istirahat kandang hendaknya tidak kurang dari 14 hari. Bahkan saat terjadi kasus, misalnya serangan Gumboro maka masa istirahat kandang diperpanjang. Tujuannya agar bibit penyakit yang berada di kandang bisa dikurangi secara optimal.
Saat istirahat kandang sebaiknya tidak ada aktivitas di dalam dan sekitar kandang atau minimal aktivitas pekerja keluar masuk dibatasi. Pintu dan tirai kandang ditutup. Hanya saja kita sering lupa meski kandang dalam masa istirahat namun lalu lintas kendaraan yang keluar masuk lokasi peternakan kurang terkontrol. Anggapannya di kandang sedang tidak ada ayam, makanya mobil yang keluar masuk tidak dibatasi dan didesinfeksi.
Sebuah dilematis tentunya, selama istirahat kandang ini, peternak atau pekerja kandang untuk sementara waktu menganggur dan tidak memperoleh pendapatan. Oleh karenanya ada beberapa peternak yang mempersingkat masa istirahat kandang dengan dalih ingin mengejar produksi. Perlu kita ingat, masa istirahat kandang yang lebih singkat ini akan membawa konsekuensi bibit penyakit belum sepenuhnya berkurang. Dengan demikian, saat manajemen pemeliharaan harus dilakukan dengan lebih ketat, terutama proses biosecurity atau penyemprotan kandang.

Inspeksi Kesiapan Kandang
Inspeksi kesiapan kandang dirasa perlu dilakukan untuk memastikan kondisi kandang benar-benar siap menerima kedatangan ayam. Inspeksi ini biasanya dilakukan 1 minggu sebelum chicks in. Aspek kesiapan yang perlu diinspeksi diantaranya :
•Kebersihan kandang
Kebersihan menjadi aspek yang pertama kali perlu diamati saat melakukan inspeksi kesiapan kandang. Jika kandang masih kotor, misalnya masih terdapat sisa feses atau litter yang menempel pada lantai kandang dengan sebaran yang cukup banyak maka hendaknya dilakukan pembersihan dan desinfeksi ulang. Bahkan di salah satu farm di Jakarta Timur jika ditemukan hal itu diputuskan untuk mengundur jadwal chick in pada kandang itu.Adanya sisa feses di lantai kandang bisa menjadi sumber penyakit untuk ayam yang akan dipelihara
•Keadaan kandang
Inspeksi keadaan kandang ini lebih diarahkan pada struktur kandang. Apakah masih ada atap yang bocor, lantai yang jebol atau dinding yang rusak? Kekokohan kandang juga harus kita perhatikan. Selain itu, tanah yang berada di bawah lantai kandang panggung juga perlu diperik-sa apakah masih ada sisa feses.
•Kesiapan peralatan
Peralatan kandang seperti tempat ransum, tempat minum, tirai maupun pemanas juga harus diinspeksi baik kebersihan maupun fungsinya. Jumlah tempat minum dan ransum juga harus diperhatikan. Selain itu, bahan litter sebaiknya telah disiapkan di dalam kandang.

Kondisi lingkungan kandang
Jika ada rumput atau semak-semakan yang masih tumbuh liar di sekitar kandang maka perlu dilakukan pemotongan. Saluran air juga perlu dicek kembali untuk memastikan aliran air pembuangan lancar.
Jika diperlukan bisa dibuat form khusus untuk keperluan inspeksi ini. Hasil inspeksi ini dijadikan dasar kita untuk menentukan siap tidaknya kandang me-nerima DOC.
Setelah dinyatakan kandang siap menerima DOC maka persiapan selanjutnya ialah membuat kandang brooding. Peralatan juga mulai dipasang dimasing-masing kandang brooding. Litter yang telah didesinfeksi mulai dihamparkan di dalam kandang.
Desinfeksi kandang ulang (desinfeksi ke-2) juga perlu dilakukan. Desinfeksi ke-2 ini bisa dilakukan dengan tek-nik semprot halus atau pengasapan (fogging). Desinfeksi ulang ini bisa dila-kukan 3 hari sebelum chicks in.
Proses persiapan kandang yang meliputi pembersihan dan desinfeksi peralatan, kandang maupun lingkungannya hendaknya kita lakukan dengan optimal. Mengingat proses pembersihan dan des-infeksi kandang yang optimal akan me-nurunkan konsentrasi bibit penyakit. Dan juga kondisi kandang yang nyaman dan peralatan yang optimal sangat diperlukan bagi ayam untuk mengoptimalkan potensi genetik yang dibawanya, yaitu pertumbuhan berat badan atau produksi telur secara optimal. Keberhasilan awal sangat mendukung produktivitas ayam.

Info Medion

Senin, 17 September 2012

ANALISA USAHA AYAM KAMPUNG SUPER

 Pengeluaran
No Keterangan Harga Satuan Jumlah Unit Jumlah
1 Pembelian bibit Ayam Kampung super Rp. 4.300 300 ekor Rp. 1.290.000
2 Pakan 0-60 hari Rp. 255.000 11 Sak Rp. 2.805.000
3 Vitamin dan Vaksinasi Rp. 150.000
Rp. 150.000






Jumlah

Rp 4.245.000,-


Pemasukan
Asumsi angka kematian 5-10 %, dengan perkiraankematian  20 ekor
Asumsi harga jual Rp18.000- Rp25.000, harga berfaiasi berdasarkan beberapa hal ( dengan perkiraan harga jual Rp.22.000,-



No Keterangan Harga Jumlah Kiloan Jumlah
1 Penjualan Ayam Rp 22.000/kg 0.95kg x 280 = 266 kg 5.852.000






Jumlah

5.852.000

Keuntungan = Pemasukan-Pengeluaran

= Rp5.852.000-Rp.4.215.000

= Rp 1.607.000,